...

“You are never too old to set another goal or to dream a new dream.” - C.C. Lewis

Tidak ada kata terlambat untuk bermimpi. Selama seseorang masih memiliki akal dan masih bisa bernafas, maka memiliki mimpi adalah hal yang sangat wajar untuk dilakukan. Sayangnya, mengejar mimpi biasanya tidak semudah bermimpi. Ya, bermimpi memang mudah, tapi mengejar mimpi dan menjadikannya sebuah kenyataan adalah hal yang susah-susah gampang.

Setiap orang setidaknya memiliki satu impian dalam hidupnya. Untuk mengejar mimpi dalam hidup, tentunya dibutuhkan sebuah kerja keras. Mimpi itu tidak terbatas, kita boleh bermimpi menjadi apa saja. Bagi orang lain, impian kita mungkin terdengar aneh, namun selama kita menyukainya berarti tidak ada yang salah dengan impian kita tersebut.

Beberapa orang bisa dengan mudah meraih apapun dalam hidupnya. Setiap mengejar mimpi, mereka selalu bisa dengan mudah mendapatkannya. Bagi sebagian yang lain, mengejar mimpi ibarat mengejar layang-layang di jalan raya. Banyak rintangannya, banyak bahaya yang diakibatkannya. Beberapa yang lain justru kurang beruntung, karena tidak pernah bisa mengejar mimpi sampai akhirnya mereka menyerah sendiri.

Mengejar mimpi bukanlah sesuatu yang salah, sehingga banyak quotes yang menasehati kita supaya berani bermimpi, berani mengejar mimpi besar, berani memperjuangkan mimpi. Meskipun klise, tapi apa yang dikatakan dalam banyak quotes memang tidak salah. Mimpi itu memang harus dikejar, mimpi itu memang harus diraih, sehingga kita harus berani untuk mulai bermimpi dan mulai untuk mengejarnya.

 

PENGHALANG MENGEJAR MIMPI

Apa yang menghalangi seseorang dalam mengejar mimpi? Mungkin sesuatu di dalam diri atau mungkin sesuatu yang ada di luar dirinya. Apapun itu, sebenarnya selalu ada seribu cara menghadapi penghalang untuk mengejar mimpi.

Kita tidak pernah tahu dan tidak pernah bisa mengendalikan berbagai halangan yang hadir di luar diri kita. Akan tetapi, kita selalu memiliki kuasa penuh untuk menghadapi pengahalang yang datang dari diri kita sendiri. Berikut adalah beberapa pikiran atau sugesti yang sering kali menjadi alasan bagi kita untuk tidak mengejar mimpi.

 

  1. Saya Tidak Cukup Pintar

Setiap orang dilahirkan dengan kemampuannya masing-masing. Dalam sebuah kelas di sekolah dasar saja, selalu ada siswa yang ranking 1 dan ada pula yang mendapatkan ranking 30. Dalam segi akademis, mungkin siswa ranking 1 lebih menonjol dibandingkan siswa ranking 30, tapi apakah itu menjamin jika siswa ranking 1 lebih baik dalam segala hal dibanding siswa ranking 30?

 

Ketika seseorang merasa tidak cukup pintar, artinya dia tahu jika ada orang lain yang lebih pintar dari dirinya dalam bidang tertentu. Sebagai solusinya, ya tentu saja kita harus belajar agar bisa menjadi lebih pintar. Kepercayaan diri mengenai “saya tidak cukup pintar” sebenarnya tidak salah, namun yang salah adalah asumsi yang kita ciptakan setelahnya.

 

Sering kali orang memiliki asumsi “Saya tidak cukup pintar, sehingga tidak akan bisa menjadi pengusaha sukses.”

 

“Saya tidak cukup pintar” adalah fakta. Namun, jika Anda mengatakan tidak bisa menjadi pengusaha sukses, itu hanya asumsi Anda saja. Kata siapa Anda tidak bisa jadi pengusaha sukses?

 

Memang, para pengusaha sukses adalah mereka yang pintar. Mereka pintar sebagai seorang pengusaha. Tapi, tidak berarti mereka pintar sejak lahir. Dulu, mereka sama dengan Anda, mereka juga pernah tidak cukup pintar. Mereka pintar karena mereka belajar, mencoba, dan mengambil hikmah. Hal itu tidak terjadi dengan sendirinya.

 

  1. Saya Masih Pemula

Banyak orang yang tidak enggan mengejar mimpi karena merasa mereka masih pemula. pernyataan ini sebenarnya cukup menggelitik karena tahukah Anda jika semua orang pernah menjadi pemula? Bahkan Bill Gates juga pernah tidak punya pengalaman.

 

Jika Anda masih pemula dan belum punya pengalaman, itu karena Anda belum memulainya. Jika Anda sudah memulainya, Anda akan punya pengalaman. Semakin lama Anda mencoba, akan semakin banyak pengalaman. Jadi, jika mau punya pengalaman, maka mulailah “mengalami” apa yang ingin Anda lakukan.

 

  1. Ini Sudah Terlambat Bagi Saya

Tahukah Anda, banyak orang sukses menjadi pengusaha setelah umur 60 tahunan alias memulainya setelah pensiun. Salah satu yang cukup terkenal adalah Kol. Sander, pendiri KFC.

 

Selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup, maka tidak ada kata terlambat untuk bermimpi. Jika apa yang Anda lakukan untuk berbuat kebaikan, mencari rezeki halal, itu bisa dilakukan kapan saja.

 

Bahkan, jika Anda tidak bisa memetik langsung hasilnya, maka kerja keras kita akan dinikmati oleh anak cucu serta keturunan kita selanjutnya.

 

  1. Saya Tidak Bisa Melakukannya, Kecuali …

“Seandainya saya punya modal, saya pasti bisa menjadi pengusaha. Saya tidak bisa menjadi pengusaha kecuali saya punya modal yang cukup.”

 

Penyataan di atas seringkali kita dengar sebagai alasan yang digunakan seseorang untuk tidak segera memulai mengejar mimpi mereka menjadi pengusaha.

 

Pernyataan tersebut jelas keliru, sebab banyak contoh kasus orang yang sukses menjadi pengusaha meski saat mulai dia tidak memiliki modal uang.

 

Untuk bisa mengejar mimpi, Anda harus yakin apa pun hambatan atau masalah Anda, akan ada solusinya jika Anda mau mencarinya.

 

  1. Inilah Saya, Begini Adanya

Banyak orang yang gagal mengejar mimpi karena tidak yakin pada kemampuan diri sendiri. Padahal, usaha yang dilakukannya belum mencapai maksimal. Pesan yang bisa diambil di sini adalah jangan pernah yakin diri tidak mampu karena sesuatu tidak berjalan baik. Anda tetap bisa, meski keadaan sedang memburuk. Jika memang saat ini Anda benar-benar tidak mampu, artinya Anda perlu membangun kemampuan Anda dengan belajar dan mencoba. Jangan pernah berpikir selamanya akan tidak mampu.

 

  1. Saya Terlalu Sibuk

Coba Anda hitung, sepanjang hidup Anda ada berapa orang yang seringkali mengatakan “Saya tidak punya waktu,” ketika diajak untuk melakukan sebuah kegiatan.

 

Pertanyaanya adalah “siapa yang punya waktu?”

 

Semua orang punya waktu selama masih diberi hidup. Waktu Anda 24 jam setiap hari. Apakah Steve Jobs punya waktu 35 jam per hari? Tidak, sama saja, hanya 24 jam.

 

Artinya, alasan “terlalu sibuk atau tidak punya waktu” hanya alasan mengada-ngada atau memang tidak mau.

 

“Tapi benar lho, ada banyak hal yang harus saya lakukan!” Ya, memang benar.

 

Pertanyaannya adalah mengapa Anda memilih melakukan yang selama ini Anda lakukan, bukan melakukan hal baru?

 

Kuncinya adalah keputusan Anda. Apakah Anda mau memilih apa yang sudah biasa Anda lakukan atau melakukan hal baru. Jadi bukan masalah waktu, bukan malah sibuk, tetapi masalah keputusan Anda, apa yang mau Anda lakukan.

Powered By :
PT. Asuransi Ciputra Indonesia

DBS Bank Tower Lt. 14, Ciputra World I
Jl. Prof. Dr. Satrio kav 3-5, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12940


PT. Asuransi Ciputra Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

Business Support : 081911500232

Kontak Ciputra Life 1500239, WA 0817 0239 990 atau Email ke [email protected]

Copyright © 2020 Ciputra Life. All Rights Reserved